_Cantik Luar Dalam, Mitos & Fakta_
Tampil cantik dan menarik adalah dambaan setiap orang. Bukan hanya agar sedap dipandang, tampil cantik dan menarik juga dapat menimbulkan persepsi yang positif baik bagi diri sendiri maupun dari orang lain.
Apa saja yang perlu diperhatikan agar dapat tampil cantik dan menarik?
Kecantikan itu sesuatu yang bersifat subyektif, tergantung siapa yang menilainya. Seperti dikatakan praktisi psikologi Ratih Ibrahim, Psi, MM, kecantikan tergantung dari bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain menerima dirinya. “Jadi berdasarkan apa yang diyakini dirinya ditambah feedback dari orang-orang,” ungkap Ratih.
Tidak mengherankan jika konsep “kecantikan” bisa berubah-ubah. Dahulu, perempuan yang bertubuh gemuk dianggap lebih cantik dibandingkan yang bertubuh kurus. Hari-hari ini, terlihat lebih kurus akan dianggap sebagai pujian oleh banyak perempuan.
Cantik luar dalam???
Meski bersifat subyektif, setiap orang berpotensi untuk tampil cantik. Tinggal lagi, bagaimana orang tersebut mengolah dan menampilkan dirinya sehingga kecantikannya terpancar keluar.
Perawatan diri adalah kuncinya. Perawatan diri adalah apa yang dapat dilakukan terhadap bagian luar tubuh atau yang terlihat. Selain itu, yang tak kalah menentukan adalah kecantikan dalam diri atau sering disebut inner beauty. Banyak orang kerap memisahkan kedua hal ini. Padahal, kecantikan luar dan dalam merupakan satu paket yang saling berpengaruh satu sama lain. “Kalau fisik kita tidak sehat, otomatis kita menjadi tidak bugar. Emosi jadi terganggu, cara pikir terganggu, dan itu nantinya memengaruhi penampilan fisik,” papar Ratih.
*Untuk perawatan diri bagian luar*
mulai dari rambut dan kepala, kulit, serta tangan dan kaki.sudah terlalu banyak tindakan yang dapat dilakukan. Setiap orang dapat memilih yang terbaik bagi dirinya. Ia juga dapat melakukannya sendiri meng gunakan produk-produk yang dijual di pasaran atau diracik sendiri atau menggunakan jasa dan layanan yang diberikan oleh rumah-rumah kecantikan yang kini menjamur.
*untuk kecantikan dalam*
bisa diwujudkan dengan banyak melakukan meditasi dan menerapkan berpikir positif (positive thinking). Ada juga perlakuan-perlakuan khusus yang dapat membantu, seperti aroma terapi, yaitu dengan indera penciuman dapat membantu mengatur pikiran. “Kita dapat memilih aromaterapi yang menyegarkan, otomatis pikiran dan otak akan bekerja demikian. Ada pengaruh sugestinya. Bau-bauan itu merangsang fungsi di otak sehingga otak kita merespons,”.
mind, body, dan soul itu satu paket. Meski perawatan tubuh bagian luar penting, yang di dalam juga tidak boleh dilupakan. “Yang di luar bisa oke kalau yang di dalam juga benar. Jadi asupan nutrisi dan gizi harus seimbang,” ujarnya.
Di samping karena alasan alasan kesehatan, anjuran mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang juga ternyata memberi manfaat terhadap penampilan. Yang dianjurkan terutama adalah makanan yang segar dan berserat, seperti sayur dan buah, ketimbang makanan yang dimasak berlebihan (overcooked). Pasalnya, makanan segar memberi energi, sedangkan banyak zat gizi dapat hilang atau rusak apabila melalui proses memasak yang berlebihan.
Hal itu juga sesuai dengan tren yang berkembang beberapa tahun belakangan, yakni kembali ke alam (back to nature). Seperti disebutkan Martha Tilaar, Founder dan Chairman Martha Tilaar Group, bahkan orang di Barat pun dewasa ini beralih menggunakan cara-cara timur. Apalagi untuk orang Indonesia, ia menambahkan, tentu lebih tepat menggunakan produk-produk dalam negeri yang memang diciptakan sesuai dengan iklim dan kondisi di sini.
Untuk memenuhi kecukupan gizi, harus diperhatikan faktor usia, berat badan, dan tingkat aktivitas. Dan, untuk melengkapi keseluruhan perawatan diri, dibutuhkan juga aktivitas fisik yang seimbang serta istirahat yang cukup. Singkatnya, semua ini terangkum dalam apa yang disebut sebagai pola hidup sehat. bahwa, “Kita hanya akan bisa cantik kalau sehat. Sebaliknya, kalau kita sehat, otomatis kita akan terlihat lebih cantik.”
Mitos dan Fakta. .
Bicara soal kecantikan, masih banyak orang yang memegang “warisan dari nenek” ketimbang fakta-fakta hasil penelitian. Sebut saja, misalnya, kebiasaan menyikat rambut sesering mungkin akan membuat rambut sehat.
Konon, dengan sering-sering menyikat rambut akan membuat rambut tertarik, sehingga sirkulasi darah di sekitar akar rambut akan lancar. Padahal, fakta menünjukkan kebiasaan tersebut tidak menghasilkan apa-apa, kecuali membuat rambut menjadi mudah patah. Kekeliruan lainnya adalah memotong rambut secara teratur akan membuat rambut tumbuh lebih cepat. Padahal, folikel rambut, bagian hidup dari rambut-- tidak bisa “merasakan” bahwa bagian ujung rambut dipotong. Kalau saja anggapan ini benar, tentu orang yang botak akan mencukur kepalanya setiap hari.
Masih banyak anggapan-anggapan lain yang sudah dipandang sebagai “kebenaran” namun sebenarnya masih bisa diragukan atau dipertanyakan keabsahan-nya. Oleh karena itu, menjadi penting untuk selalu bersikap kritis dan terus mempertanyakan “teori-teori kecantikan”. Mëngapa? Karena terkadang dibutuhkan waktu, biaya, dan tenaga yang tidak sedikit untuk melakukan sebuah teori, padahal hasilnya belum dapat dipastikan. Yang perlu lebih diwaspadai lagi adalah apabila teori tersebut mengharuskan kita mengonsumsi bahan-bahan tertentu. Jika tidak awas, bukannya mendapatkan manfaat kecantikan, kita malah mengalami gangguan kesehatan.
Tentu saja ada banyak hal yang mesti diketahui. Misalnya saja tentang kulit, bagian tubuh yang paling terlihat serta kerap dijadikan “barometer” kecantikan dengan kulit yang halus dan putih atau cerah. Meski didambakan banyak orang, berbicara warna kulit, setiap orang tidak selalu sama. Sekurangnya ada dua faktor yang memengaruhi kulit seseorang: faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal mencakup masalah ras, keturunan dan genetik, sedangkan faktor eksternal meliputi kebiasaan seseorang --misalnya merokok, terpapar sinar ultraviolet, minum obat antibiotik-- dan perawatan kulit, misalnya konsistensi pemakaian produk kosmetik tertentu.
Dengan mengetahui faktor-faktor ini Anda dapat mengetahui tindakan perawatan diri apa yang dibutuhkan. Bagi banyak orang, perawatan kulit kerap diartikan sebatas perawatan wajah. Padahal, perawatan kulit seutuhnya termasuk juga bagian-bagian tubuh lainnya, seperti tangan dan kaki. "Kedua bagian ini merupakan bagian tubuh yang paling aktif, tapi sering terlupakan. Tangan dan kaki dapat menjadi indikator bagaimana seseorang merawat tubuh,”. Bagaimana kepribadian seseorang dapat diketahui berdasarkan kondisi tangan dan kakinya. Betapa tidak, misalnya, ketika seseorang berkenalan. Mereka pasti berjabat tangan. Bayangkan, bagaimana persepsi orang, yang berjabat tangan dengan kita apabila ia merasakan tangan kita kasar tak terawat.
Senin, 09 Februari 2009
Minggu, 18 Januari 2009
My Biodata
Langganan:
Postingan (Atom)